Rehabilitasi Hutan
dan Lahan (RHL) merupakan salah satu upaya untuk memulihkan kerusakan sumber
daya hutan dan lahan yang semakin luas dan semakin cepat akibat berbagai aktivitas
pembangunan yang tidak terencana dan terkoordinasi dengan baik. Dibutuhkan
upaya yang maksimal untuk mempertahankan lahan kritis dengan jenis tanaman
serbaguna. Keinginan masyarakat untuk menanam tanaman yang serbaguna dalam
berbagai upaya rehabilitasi hutan dan lahan selalu dibatasi oleh kemampuan
masyarakat untuk memperoleh bibit yang baik dan unggul.
Program Kebun Bibit Rakyat (KBR)
merupakan salah satu program pemerintah yang ditujukan untuk terus meningkatkan
capaian rehabilitasi hutan dan lahan. Program tersebut merupakan fasilitasi
pemerintah dalam penyediaan bibit tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna Multi Purpose Tree Species (MPTS) yang
prosesnya dibuat secara swakelola oleh kelompok tani. Sasaran penanaman bibit
KBR digunakan untuk merehabilitasi dan menanam di lahan kritis, lahan kosong,
dan lahan tidak produktif sebagai upaya percepatan rehabilitasi hutan dan lahan
yang terdegradasi.
Kebun
Bibit Rakyat (KBR) yang diusahakan di Kelompok Tani Anggayuh Makmur Desa
Ngadirojo Kecamatan Sooko yaitu tanaman Gmelina
Arborea. Gmelina mempunyai prospek bisnis yang cerah. Kebutuhan kayu
industri membuat produsen kayu melirik potensi tanaman yang memiliki
pertumbuhan cepat dengan kualitas kayu yang bagus. Salah satu jenis tanaman
kayu yang memiliki potensi pertumbuhan yang cepat. Selain itu, daun dari
tanaman Gmelina dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak yang hampir sebagian
besar masyarakat Desa Ngadirojo memiliki hewan ternak.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pembangunan kebun bibit rakyat :
1. Kemampuan sumberdaya
manusia kelompok tani.
Untuk mencapai keberhasilan
pembangunan persemaian kebun bibit rakyat, sumberdaya manusia kelompok tani
harus memiliki pengetahuan dan kemampuan secara teknis dan administrasi. Kemampuan
teknis yang dimaksud adalah kondisi penguasaan teknik pembuatan persemaian yang
sesuai dengan persyaratan pembangunan persemaian. Kemampuan administrasi adalah
kondisi penguasaan pengelolaan adminitrasi dan keuangan kegiatan pembanguna
kebun bibit rakyat.2. Pendanaan.
Aspek pendanaan
menjadi faktor yang dominan. Selama ini pembangunan kebun bibit rakyat belum
ada yang bersumber dari swadaya masyarakat kelompok tani atau mengandalkan dana
dari Kementerian KLHK RI yang merupakan bagian dari Program Rehabilitasi Hutan
dan Lahan.
3. Pendampingan
Pendampingan dari
petugas penyuluh kehutanan memiliki peran penting dalam proses pembanguna KBR.
Penyuluh pendamping berperan membantu memberikan saran dan solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh kelompok pelaksana kegiatan KBR, memberikan
wawasan dan tranfers informasi serta teknologi yang menunjang kelancaran
pembangunan KBR. .
4. Minat masyarakat
setempat
Kecenderungan minat
masyarakat dalam setempat dalam pola usaha bertaninya sangat memberikan
pengaruh bagi keberhasilan pembangunan KBR. Peningkatan minat masyarakat
terhadap KBR juga dapat dilakukan dengan menanam tanaman yang dapat ,memberikan
manfaat ekonomi.Manfaat ekologi dari
kebun bibit rakyat adalah mengurangi lahan kritis, meningkatkan produktifitas
lahan dengan berbagai jenis tanaman hasil pembibitan persemaian kebun bibit
rakyat berupa tanaman kayu- kayuan dan MPTS.
Manfaat sosial
ekonomi dari pembangunan kebun bibit rakyat adalah memberikan peluang
kesempatan kerja dan kesempatan berusaha sehingga dapat meningkatan pendapatan
masyarakat. Hasil produksi tanaman dari persemaian KBR yang berupa tanaman MPTS
juga dapat meningkatkan pendapatan petani dimasa mendatang. Bahkan jika dilahan
hak milik, tanaman dari jenis kayu-kayuan pun dapat diambil hasil produksi
kayunya untuk dimanfaatkan oleh petani.
 |
Demonstrasi cara penyemaian Gmelina arborea |
Komentar
Posting Komentar