Upaya CDK Wilayah Pacitan dalam Mencapai Target FOLU Net Sink 2030
Potensi kerugian akibat dampak perubahan iklim
sangat besar. Dampak tersebut berupa peningkatan risiko bencana, gangguan
kesehatan dan ekosistem, maupun ketidakstabilan pangan, air, dan energi yang
mengakibatkan kerugian ekonomi di berbagai bidang. Oleh karena itu, perlu
dilakukan upaya untuk menekan laju kenaikan suhu rata-rata bumi melalui
penurunan emisi karbon. Dalam konteks perubahan iklim, FOLU Net Sink seringkali
digunakan sebagai indikator untuk mengukur kontribusi suatu negara dalam
mengurangi emisi gas rumah kaca, karena kemampuan hutan dan lahan dalam
menyerap karbon dapat membantu mengimbangi emisi yang dihasilkan dari sektor
lainnya. Selain itu, FOLU Net Sink juga dapat berkontribusi pada upaya mitigasi
perubahan iklim melalui pengelolaan hutan dan lahan yang berkelanjutan, seperti
penghijauan, restorasi lahan gambut, pengurangan deforestasi, dan peningkatan
produktivitas pertanian berkelanjutan.
Target Indonesia
FOLU Net Sink 2030
Indonesia
telah menetapkan target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun
2030, dengan kontribusi dari sektor FOLU sebesar 17,2% [2]. Untuk mencapai
target tersebut, Indonesia telah memperkuat upaya pengelolaan hutan dan lahan
melalui program REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest
Degradation), pengembangan kebijakan kehutanan yang berkelanjutan, dan
pengurangan deforestasi dan degradasi hutan melalui moratorium izin baru
perkebunan kelapa sawit. Selain itu, Indonesia juga memiliki program
pengembangan kehutanan dan perkebunan yang berkelanjutan, seperti program
penghijauan dan rehabilitasi lahan, peningkatan produktivitas pertanian
berkelanjutan, dan pengelolaan lahan gambut. Semua program ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan FOLU Net Sink Indonesia pada tahun 2030 dan memperkuat
kontribusi Indonesia dalam upaya mitigasi perubahan iklim secara global.
Upaya yang dilakukan CDK Wilayah Pacitan dalam Mencapai Target
FOLU Net Sink 2030
CDK Wilayah Pacitan melakukan penghijauan
lingkungan sebagai upaya mendukung target FOLU Net Sink Indonesia Tahun 2030. Tahun
2024, CDK Wilayah Pacitan melakukan kegiatan pembangunan Hutan Rakyat dan Penghijauan
lingkungan. Sebanyak 2 unit pembangunan Hutan Rakyat di KTH Sumber Rejeki I dan
KTH Wana Mulya I Kabupaten Pacitan dan sebanyak 8 unit kegiatan Penghijauan
Lingkungan di terbagi di 5 KTH Kabupaten Pacitan dan 3 KTH di Kabupaten
Ponorogo.
SOIFO – The State of Indonesia’s Forest 2022
SOIFO (State of Indonesia’s Forest)
adalah laporan tahunan yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) untuk menginformasikan tentang kondisi terkini hutan
Indonesia. SOIFO menjadi salah satu alat untuk memantau progres Indonesia dalam
mencapai target FOLU Net Sink 2030. Target FOLU
Net Sink 2030 sendiri adalah target yang ditetapkan oleh Indonesia dalam
Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) 2020-2030 untuk
mencapai net sink atau penyerapan bersih karbon pada sektor Forestry
and Land Use (FOLU) pada tahun 2030. SOIFO menyediakan data dan
informasi terkini mengenai kondisi hutan Indonesia yang dapat menjadi bahan
evaluasi dan pengembangan strategi untuk mencapai target tersebut. Melalui
SOIFO, Indonesia dapat mengidentifikasi tantangan dan peluang terkait FOLU Net
Sink 2030, termasuk di antaranya upaya-upaya yang harus dilakukan dalam
pengelolaan hutan dan lahan yang berkelanjutan, rehabilitasi lahan gambut,
pengurangan deforestasi dan degradasi hutan, serta penerapan teknologi hijau
dalam sektor pertanian. Dalam laporan SOIFO terbaru, pemerintah Indonesia
menegaskan komitmen untuk mencapai target FOLU Net Sink 2030. Salah satu upaya
yang dilakukan adalah melalui program REDD+ dan pengelolaan hutan yang
berkelanjutan.
Komentar
Posting Komentar