MENINGKATKAN PENGETAHUAN PENGOLAHAN PORANG ANGGOTA KTH DENGAN KEGIATAN TEMU KARYA

 


Pemanfaatan hasil hutan oleh manusia telah berlangsung lama, seiring dengan dimulainya interaksi manusia dengan alam sekitarnya. Pada awal peradaban manusia, kebudayaan yang muncul yaitu kebergantungan manusia terhadap hutan, dimana hutan menyediakan segala kebutuhan baik primer maupun sekunder. Ketergantungan ini menjadikan manusia terus menerus memanfaatkan hutan dan mempelajari fenomena sumber daya hutan.Salah satu fungsi hutan yang sering diabaikan oleh masyarakat pada umumnya adalah fungsi hasil hutan bukan kayu (HHBK).

HHBK akhir-akhir ini dianggap semakin penting setelah produktifitas kayu dari hutan alam semakin menurun.Perubahan paradigma dalam pengelolaan hutan semakin cendrung kepada pegelolaan kawasan (ekosistem hutan secara utuh), juga telah menuntut diversifikasi hasil hutan bukan kayu. Dengan melihat prospek hasil hutan kayu semakin meredup, ada harapan baru yang justru muncul dari produksi HHBK yang terus mengalami peningkatan cukup signifikan.

Dewasa ini pemanfaatan hasil hutan bukan kayu pasca panen masih sangat minim dilakukan, utamanya tanaman porang. Terbatasnya Sumber Daya Manusia dalam pengolahan bahan baku, mengakibatkan nilai ekonomi hasil hutan bukan kayu relatif kecil sehingga pelatihan mengenai pengolahan umbi porang perlu diadakan.

Porang atau dalam bahasa latin disebut Amorphollus muelleri merupakan tanaman yang dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian sekitar 1,5 meter. Tanaman ini merupakan penghasil umbi yang banyak hidup di hutan tropis. Secara fisik, tanaman porang tumbuh dengan tangkai tunggal dan batang bercorak belang-belang hijau putih. Lahan yang digunakan untuk budidaya porang antara lain terletak di bawah tegakan tanaman hutan. Waktu penyiapan lahan dilakukan pada akhir musim kemarau untuk menghasilkan lingkungan tumbuh yang lebih baik dan pertumbuhan optimal.

Umbi porang merupakan komoditas pangan yang potensial dikembangkan di Indonesia karena nilai ekonomi yang dimiliki. Komoditas ini mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan sehingga prospektif dijadikan sebagai bahan baku industri pangan dan obat-obatan. Peluang ekspor dan pasar produk porang masih terbuka lebar dikaitkan dengan semakin meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kesehatan dan pangan fungsional. Oleh karena itu peningkatan pengetahuan tentang pengolahan umbi porang baik ubtuk dilakukan oleh anggota Kelompok Tani Hutan.

Manfaat porang antara lain

1.  Sebagai sumber makanan sehat

Dalam segi pangan porang dapat menjadi bahan makanan alternatif selain beras yang rendah kalori namun kaya akan serat.

2.  Sebagai produk penunjang kesehatan

Dengan kadar glukoman yang tinggi (sebesar 45-65%) dapat bermandaat bagi kesehatan sebagai penunjang diet dan mengatasi diabetes.

3.  Sebagai pahan produk kecantikan dan makanan sehat

Dalam segi komersial dapat ditingkatkan menjadi produk yang sehat seperti kosmetik, makanan dan minuman penunjang seperti snack, frozen food, sereal serta produk konsumtif lainnya.

Dalam kesempatan temu karya kali ini mendatangkan narasumber dari Madiun yaitu Bapak Ibnu Tanjung. Beliau merupakan seorang inovator pengolahan porang yang telah melakukan percobaan pengolahan porang secara organik. Kandungan kalsium oksalat dalam porang dihilangkan melalui lima tahap hingga menjadi glukomanan. Lima tahap tersebut yaitu pencucian, perendaman, perebusan, penghalusan, dan pencetakan. Hasil akhir dari pencetakan ini disebut sebagai daging nabati. Dari 5 tahap tersebut hal penting yang menjadi temuan dalam berinovasi adalah pada tahap pencucian yakni dilakukan memakai air mengalir dan diberikan lidah buaya. Kemudian perendaman dengan pemberian bio jos – sistem organik dengan bahan bio porang yang berasal dari porang juga.

        Beberapa pelatihan yang yang dilakukan selama temu karya antara lain pembuatan es porang, bubur porang, selai porang, makanan ternak, dan mencoba beberapa produk kecantikan yang berbahan dasar porang yaitu face wash dan masker wajah. Dengan adanya kegiatan temu karya ini petani dalam hal ini anggota KTH mampu mengolah porang menjadi sebuah produk sehingga petani dapat meningkatkan nilai ekonomi porang yang dihasilkan dari lahan petani masing-masing.

Berikut merupakan dokumentasi selama kegiatan temu karya:

Proses pembuatan selai


Pengaplikasian masker wajah



Mencicipi produk turunan porang

Pengaplikasian face wash









Komentar

Postingan populer dari blog ini

STUDY BANDING KE PEMEGANG IZIN PEMANFAATAN HUTAN PERHUTANAN SOSIAL (IPHS) WONO LESTARI DESA WONOHARJO KECAMATAN KEMUSU KABUPATEN BOYOLALI

UPAYA PENGUATAN DAN PENDAMPINGAN KELOMPOK TANI HUTAN DI KTH NGGAYUH LESTARI

PEMBERIAN BIBIT TANAMAN PRODUKTIF GUNA MENDUKUNG PROGRAM KAMPUNG IKLIM DESA LEMBAH KECAMATAN BABADAN